Aku tak pernah memintanya datang. Tapi, hari
itu kamu datang.
Ah, apa? Kamu menyebutnya “pulang”?
Yang benar saja! Setelah sekian lama
meninggalkan luka dan membiarkanku meradang meratapimu bagai orang gila! Kau
sebut itu sebuah perjalanan liburan gratis dan menyenangkan lalu kemudian kau
datang dan kau sebut kedatanganmu ini “pulang”?
Aku tak pernah memintamu untuk kembali lagi
setelah aku sudah sekeras itu memintamu agar jangan pergi.
Mungkin saat itu kedengarannya hanya sebuah
gurauan bagimu. Kesedihanku mungkin hanya gigitan kecil di belakang telingamu.
Atau diriku hanya menjadi bayangan keegoisanmu yang menggebu.
Aku, kini, aku tak peduli lagi!
Cinta? Penantian? Pengorbanan? Menunggu?
Kesakitan? Kamu baru mengatakannya ketika aku sudah merasakan semuanya.
Penyesalan dan penantian yang kamu katakan tak
sebanding dengan upayaku membangun dinding kokoh untuk menutupi bekas luka yang
mungkin akan terasa sakit lagi. Ya, luka itu akan lebih terasa sakit daripada
saat pertama kali aku merasakannya. Lebih tepatnya saat kamu kembali, mungkin
beberapa bagian diriku merasa...
Sudahlah, Kau Pikir ini Wisata?
Komentar
Posting Komentar